Romantika Sore di Kota Palu
August 15, 2015
Malam itu kami tiba dengan rasa lelah
dan kantuk yang tak tertahankan. Setelah menempuh perjalanan darat 15 jam dari
Luwuk, akhirnya kami tiba di Kota Palu. Setibanya di kamar hotel, saya bergegas
mengambil ponsel dan mencari berbagai hal menarik di Kota Palu yang dapat saya
kunjungi keesokan harinya. Ya, rencana tiga hari berada di kota ini sebelum
kembali ke kampung halaman tidak akan saya sia-siakan hanya dengan berdiam diri
di dalam hotel.
Palu merupakan sebuah kota dengan
bentangan alam yang cukup menarik. Kota ini dikelilingi perbukitan, lembah, dan
teluk. Sejauh mata memandang, kita akan disuguhi hamparan bukit dan lembah
hijau yang mengelilingi kota. Tidak hanya itu, kitapun dapat menikmati
pemandangan teluk dan pantainya yang berada di tepian kota. Ketika malam tiba,
gemerlap lampu yang bersinar dari kejauhan akan menambah suasana indah disudut
pantai.
Salah satu sudut Kota Palu yang terlihat dari Pantai Taman Ria |
Sore itu matahari masih menyisakan teriknya.
Letak Kota Palu yang berdekatan dengan garis khatuistiwa memang menyebabkan
kota ini cenderung lebih panas. Namun hal tersebut tak menyurutkan niat saya
untuk berkeliling kota ini. Tujuan pertama saya adalah taman kota yang berada di
tepi Pantai Taman Ria. Jaraknya hanya sekitar 2 km dari pusat kota palu,
memanjang di tepi jalan jalur Palu – Donggala. Sarana transportasi berupa angkutan
umum saya pilih karena selain murah, tentu juga banyak dijumpai. Tidak adanya
jalur/trayek resmi membuat kita harus
terlebih dahulu tawar menawar harga dengan sopir layaknya mengendarai ojek. Setibanya
di Pantai Taman Ria, terlihat pantai dan Kota Palu dari kejauhan. Saya mulai
menyusuri taman kota yang memang sangat ramai pada sore hari. Berbagai
aktivitas warga Palu yang ingin bersantai dapat kita jumpai di sana. Mulai dari
berolahraga, bermain bersama komunitas dan keluarga, ataupun sekedar menikmati
suasana sore di tepi pantai. Taman kota ini cukup luas dan merupakan bagian
dari proyek reklamasi pantai oleh pemerintah yang diresmikan pada bulan
Februari tahun ini. Sayapun menyempatkan diri untuk duduk sejenak dan menikmati
keramaian taman sembari membeli jajanan yang dijajakkan oleh para pedagang. Suasana
ceria anak-anak dan para warga kota terlihat jelas sore itu lewat berbagai
aktivitas yang saya jumpai di taman kota.
Keramaian Taman Kota Palu |
Setibanya di ujung taman, matahari
mulai tengelam. Dari kejauhan terlihat sebuah masjid berdiri kokoh di atas
garis pantai. Masjid tersebut adalah masjid Argam Bab Al
Rahman yang
terkenal dengan sebutan masjid apung karena lokasinya yang memang berada di
garis pantai. Lokasi masjid Argam Bab Al Rahman memang tidak terlalu jauh dari taman
kota. Majid ini berada di seberang Jembatan Palu IV atau biasa dikenal Jembatan
Ponulele yang menjadi landmark Kota Palu.
Sayapun bergegas menuju masjid tersebut sebelum maghrib tiba. Saya berjalan
melewati Jembatan Palu IV yang berdiri kokoh di atas muara sungai Palu yang
membelah kota ini. Menyusuri jembatan dan sesekali berhenti untuk menikmati
suasana senja. Lokasi ini memang cukup ramai pada sore dan malam hari. Di kanan
kiri terlihat para pemuda pemudi sedang asik bercengkrama di atas jembatan yang
dibangun pada tahun 2006 dan merupakan jembatan lengkung pertama di Indonesia.
Jembatan Palu IV di malam hari |
Setibanya di masjid Argam Bab Al Rahman, terlihat beberapa pengunjung tengah asik berfoto di jalan
menuju pelataran masjid. Selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, ternyata
masjid yang dibangun pada tahun 2012 oleh salahsatu pengusaha sukses kota ini
memang memiliki daya tarik tersendiri. Ketika air laut sedang pasang, masjid
ini terlihat layaknya bangunan gagah yang terapung di atas laut. Terdapat satu
kubah besar dan empat kubah kecil ditiap sudut bangunan masjid. Ketika malam
tiba, kubah tersebut akan memancarkan lampu warna warni yang menambah keindahan
masjid. Banyak wisatawan maupun warga yang tengah dalam perjalanan menyempatkan
diri untuk mampir beribadah dan kemudian berfoto bersama.
Masjid Argam Bab Al Rahman |
Lengkap sudah perjalanan saya sore
itu di Kota Palu. Selain dapat menikmati suasana sore di ujung kota bersama
para warganya yang ramah dan ceria, sayapun juga dapat melihat beberapa
bangunan yang menjadi Landmark kota
ini.
0 komentar