MANDRA PAHLAWA

Akhir Januari lalu, saya berkunjung ke obyek wisata Waduk Mini Kleco. Disebut waduk mini karena sebenarnya ini merupakan embung seperti halnya embung nglanggeran, batara sriten, ataupun banjaroya. Saya berkunjung ke Waduk Mini Kleco ini pada sore hari sekitar pukul 16.00. Suasananya masih belum terlalu ramai karena masih dalam proses pembangunan tahap akhir.

Waduk Mini Kleco, secara administratif terletak di Dusun Ngesong, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Obyek wisata ini menawarkan hijaunya pemandangan perbukitan di Kulon Progo yang dapak kita nikmati dari atas embung. Meskipun tidak terlalu luas, namun obyek wisata ini dapat dijadikan alternatif bagi para wisatawan yang ingin menikmati hijaunya Kabupaten Kulon Progo di pagi ataupun sore hari. Infrastruktur di sini tergolong belum lengkap ketika saya berkunjung. Hal ini dikarenakan obyek wisata masih dalam tahap pembangunan. Beberapa sarana yang sudah ada diantaranya tempat parkir sepeda motor, kamar mandi, dan mushola sementara.

Aksesibilitas :

Ketika saya berkunjung ke sana, obyek wisata ini hanya dapat di jangkau menggunakan kendaraan roda dua saja. Hal ini karena kondisi jalan yang masih sempit ketika akan masuk menuju obyek wisata. Bagi wisatawan yang ingin menggunakan mobil, mungkin bisa memarkirkan kendaraannya di tepi jalan raya ataupun pekarangan penduduk apabila masih belum terdapat sarana parkir khusus mobil. Kondisi jalan menuju obyek wisata ini seperti halnya daerah dataran tinggi di Kulon Progo lainnya, naik turun dan berkelok-kelok.

Rute menuju lokasi (dari Jogja) :

Perempatan ring road (Demak ijo) – Jalan Godean – Masuk Kab. Kulon Progo – Perempatan Kenteng Nanggulan (ambil kiri) – Pertigaan Janti (ambil kanan arah girimulyo, lihat papan petunjuk jalan) – Pasar Sribit – Pertigaan (Ambil kiri, ke arah Polsek Girimulyo) – Posekdes Girimulyo (lurus ikuti alur jalan) – Jalan mulai menanjak – Tugu Batu di tikungan (ambil kiri masuk gang, lihat papan petunjuk waduk mini kleco) – ikuti jalan setapak – ambil kanan (naik) di pertigaan pertama – Waduk Mini Kleco.

Waktu terbaik untuk berkunjung :

Sore hari dan pagi hari adalah waktu terbaik untuk berkunjung. Pengunjung dapat menikmati suasana sore sembari menunggu matahari tebenam di obyek wisata ini, meskipun matahari akan terhalang oleh bukit. Lampu pedesaan, kota wates, dan sekitarnya akan menambah kesan indah ketika matahari mulai terbenam. Untuk pengunjung yang ingin menikmati sunrise, lokasi ini sangat cocok dipilih. Ketika cuaca cerah kita dapat meihat beberapa gunung seperti merapi merbabu dan lainnya, seperti halnya di suroloyo maupun di puncak kendeng.

Spot wisata terdekat lainnya :

Grojogan Sewu, Curug Setawing, Goa Kiskendo, Goa Sumitro

Awal Desember tahun lalu, saya sudah dua kali mengunjungi obyek wisata Puncak Becici ini. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari kebun buah mangunan dan hutan pinus, memungkinkan saya untuk dapat mengunjungi tiga obyek wisata sekaligus. Awalnya, saya hanya melihat papan bertuliskan “puncak becici” ketika saya melewati hutan pinus. Karena penasaran, akhirnya saya mengikuti papan petujuk tersebut hingga sampailah ke Puncak Becici.

Puncak Becici merupakan salah satu obyek wisata alam yang menawarkan pemandangan indah dari atas ketinggian. Para wisatawan dapat menikmati sejuknya pepohonan pinus yang dipadukan dengan pemandangan pedesaan dari atas bukit. Ketika berada di puncak ini, kita akan dimanjakan dengan hijaunya perbukitan di wilayah Bantul dan sekitarnya dengan pandangan yang sangat luas dan terbuka.

Puncak Becici terletak di kawasan Hutan Lindung RPH Mangunan. Secara administratif, terletak di Dusun Gunung Cilik, Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Bantul. Obyek wisata ini dikelola secara swadaya oleh masyarakat sekitar. Pembangunan infrastruktur berupa lokasi parkir, papan petunjuk, dan bangunan semi permanen pun dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat sekitar. Letaknya berada di dalam kawasan Hutan Lindung, sehingga pembangunan infrastruktur tidak dapat dilakukan secara menyeluruh seperti obyek wisata pada umumnya.

Aksesibilitas :

Obyek wisata ini dapat diakses menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Namun ketika menggunakan mobil, kita tidak dapat masuk dan parkir di lokasi yang sudah disediakan di dalam area hutan pinus. Setelah tiba di kawasan hutan pinus becici, dilanjutkan dengan berjalan menuju puncak bukit becici sekitar 300 meter dari tempat parkir.

Rute menuju lokasi (dari jogja) :

Jogja – Jalan Imogiri Timur – Pasar Imogiri – Arah menuju Kebun Buah Mangunan – Pertigaan (ambil kiri menuju Hutan Pinus – Melewati Hutan Pinus – Pertigaan pertama ambil kiri (ada papan petunjuk ke Becici) – Pertigaan kedua, ambil kiri (ada papan petunjuk ke Becici) – Lurus terus (agak jauh) – Becici

Waktu terbaik untuk berkunjung :

Sore hari merupakan waktu terbaik untuk berkunjung ke obyek wisata ini. Pemandangan sunset dari Puncak Bukit Becici ini tergolong cukup istimewa menurut saya. Sembari menunggu matahari turun, kita dapat menikmati hijaunya perbukitan dan Kota Bantul dari kejauhan. Menjelang senja, matahari yang perlahan turun hingga menghilang di balik pebukitan akan membuat kita terpesona dan bergegas untuk mengabadikan momen tersebut. Menjelang maghrib, gemerlap lampu-lampu mulai bermunculan dari kejauhan menambah suasana menjadi semakin menarik. Apabila pengunjung ingin menikmati sunset hingga pemandangan malam, jangan lupa untuk membawa alat bantu penerangan.

Spot wisata terdekat lainnya :

Hutan Pinus dan Kebun Buah Mangunan

Dua minggu yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi Embung Batara Sriten yang disebut-sebut merupakan embung tertinggi di Yogyakarta. Embung ini memang tergolong baru dibandingkan embung lainnya. Diresmikan oleh Sri Sultan pada bulan Maret lalu, Embung Batara Sriten siap bersaing dengan embung-embung lainnya yang mulai banyak bermunculan dan sudah eksis terlebih dahulu.

Embung Batara Sriten Secara administratif terletak di Padukuhan Sriten, Desa Pilangrejo, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul. Embung ini berada pada ketinggian sekitar 896 mdpl, dengan pemandangan yang cukup memukau. Para wisatawan dapat menyaksikan pemandangan dari ketinggian dengan sudut 360 derajat tanpa terhalang oleh tebing ataupun bukit. Bahkan, rowo jombor yang berada di Klaten pun terlihat dari atas embung. Menurut informasi warga sekitar, kita dapat menikmati sunrise dan sunset yang cukup indah dari atas embung. Berhubung saya tiba di lokasi ini siang hari, maka sayapun belum dapat membuktikan keindahan tersebut. Infrastruktur di embung ini tergolong cukup lengkap mulai dari tempat parkir yang luas, kamar mandi, pendopo,  dan beberapa gazebo yang tersebar di sekitar kawasan embung. Ketika saya berkunjung ke sana, kondisi jalan menuju embung memang sedang dalam proses pengerjaan. Terdapat beberapa alat berat yang sedang meratakan dan melebarkan jalan hingga menuju lokasi parkir. Biaya retribusipun belum dikenakan pada saat itu, hanya sebatas biaya parkir kendaraan saja.

Aksesibilitas :

Kondisi jalan menuju Embung Batara Sriten ini tergolong cukup ekstrim. Setelah melewati Kantor Kepala Desa Pilangrejo (Jl. Nglipar-Ngawen Km. 6,5), kondisi jalan masuk menuju lokasi embung mulai menanjak, berbatu, dan tidak terlalu lebar. Sepanjang jalan, dijumpai banyak papan peringatan untuk tidak menggunakan motor matic ketika berkunjung ke sini. Sekedar saran, usahakan motor dalam kondisi prima. Usahakan untuk tidak menggunakan motor matic. Begitu juga dengan kendaraan roda empat, usahakan dalam keadaan prima dan driver yang cukup berpengalaman.

Rute menuju lokasi (dari jogja) :

Jogja – Jalan Wonosari – Piyungan – Patuk – Pertigaan Sambipitu (ambil kiri, arah Nglipar) – Pertigaan Besar (sebelum Pasar Nglipar) ambil kiri - Jalan Nglipar Ngawen – Kedungpoh – Pertigaan setelah Kantor Kepala Desa Pilangrejo ( ke kiri, lihat papan petunjuk) – masuk jalan cor berbatu dan menanjak (ikuti papan petunjuk) – Embung Batara Sriten.

Waktu terbaik berkunjung :

Pagi dan sore hari merupakan waktu yang paling cocok. Para wisatawan dapat menikmati sunrise maupun sunset di lokasi ini.

Sendang Ngembel

Altar di tengah sendang

Senin siang tanggal 6 April kemarin saya iseng jalan-jalan ke Sendang Ngembel. Sendang ini dulunya kurang terawat dan tidak begitu diperhatikan oleh masyarakat sekitar. Namun ketika demam media sosial mulai merebak, pesona sendang ini pun mulai banyak menarik perhatian wisatawan. Hingga pada akhirnya mendapat bantuan dari pemerintah (PNPM Mandiri) untuk kegiatan pembangunan infrastruktur dan baru saja diresmikan bulan Februari lalu. Kini, Sendang Ngembel sudah mulai bersolek diri. Berubah dari kesan mistis menjadi lebih elegan dan terawat. Perekonomian masyarakat sekitar pun sedikit terbantu dengan hadirnya wajah baru dari Sendang Ngembel.

Tampak samping

Sendang Ngembel secara administratif terletak di Dusun Beji Wetan, Desa Sendangsari, Kec. Pajangan, Kabupaten Bantul. Sendang ini berbentuk lingkaran dengan sebuah altar yang berada di tengahnya. Disekeliling sendang terdapat beberapa gazebo yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk bersantai sembari menikmati suasana sendang yang rindang dan cukup tenang ini. Infrastruktur di obyek wisata ini tergolong cukup lengkap meskipun masih baru. Mulai dari kamar mandi, tempat parkir, gazebo, tempat sampah, warung-warung, pendopo dan mushola. Spot favorit para wisatawan untuk berfoto ketika mengunjungi Sendang Ngembel berada di tengah altar atau di jalan menuju altar. Obyek wisata ini tergolong kecil dan tidak terlalu luas. Namun tidak ada salahnya masuk ke dalam daftar wisata anda di akhir pekan, sekedar untuk melepas kepenatan dari hiruk pikuk kota jogja. Bercengkrama bersama keluarga di sekitar sendang sembari menikmati rindangnya pedesaan.

Aksesibilitas :

Sendang Ngembel ini dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kondisi jalan sudah cukup bagus dan beraspal namun tidak terlalu lebar.

Rute menuju lokasi (dari bantul) :

*NB : (Lihat denah jika bingung)

Waktu terbaik untuk berkunjung :

Waktu terbaik untuk berkunjung ke obyek wisata ini adalah pagi hari atau menjelang sore. Ketika pagi, cuaca masih cerah, udara segar, dan tentunya obyek wisata ini masih cukup sepi. Sehingga pengunjung dapat leluasa untuk berfoto dan menikmati suasana sendang. Namun warung-warung di sekitar kawasan tentu masih belum buka, kecuali akhir pekan.

Spot wisata terdekat lainnya :

Jurang Pulosari, Curug Banyu Nibo, Desa Wisata Krebet, Desa Wisata Mangir

Peta Wisata

Hari minggu kemarin, saya dan teman-teman saya berkesempatan untuk menikmati suasana pagi di Puncak Kendeng Gunung Kukusan yang berdekatan dengan Kebun Teh Nglinggo. Kami berangkat dari jogja sekitar pukul 05.00 dan tiba di lokasi sekitar pukul 06.30. Setibanya di lokasi, suasananya masih sangat sepi dan segar. Hal ini lah yang menjadi alasan kenapa kami berangak begitu pagi dari jogja.

Puncak Kendeng dan Kebun Teh Nglinggo merupakan salah satu obyek dan daya tarik wisata alam andalan yang berada di Perbukitan Menoreh. Kedua obyek wisata ini berada di dalam satu area yang sama namun terletak di dua kabupaten yang berbeda. Kebun Teh “Nglinggo” secara administratif berada di Dusun Nglinggo, Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Sedangkan Puncak Kendeng Gunung Kukusan yang berada tepat di seberang Kebun Teh, secara administratif sudah berada di Kabupaten Magelang.

Puncak Kendeng Gunung Kukusan merupakan semacam bukit kecil yang terbuka dan memungkinkan para wisatawan untuk menikmati pemandangan dari ketinggian. Bukit ini menawarkan pemandangan alam yang sangat menawan. Ketika cuaca cukup cerah, kita dapat melihat Gunung Sindoro, Sumbing, Merapi, dan Merbabu secara bersamaan. Lokasinya berada sekitar 200 meter dari perkebunan teh / lokasi parkir dan dapat dicapai dengan berjalan kaki (tracking) sekitar 5 menit. Merupakan salah satu spot alternatif untuk menikmati sunrise dan sunset di kawasan Kulon Progo. Untuk wisatawan yang ingin sekedar menikmati suasana kebun teh sembari beristirahat dari padatnya rutinitas kota, tersedia warung-warung di sekitar kawasan wisata yang menawarkan teh dan kopi olahan masyarakat sekitar.

Aksesibilitas :

Kawasan Kebun Teh Nglinggo ini dapat diakses menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kondisi jalan cukup baik, tidak terlalu lebar, tapi masih sangat memungkinkan bagi mobil untuk berpapasan. Karena berada di kawasan perbukitan, jalan cukup menanjak dan berkelok-kelok. Untuk pengguna kendaraan roda dua, pastikan agar kondisi motor dalam keadaan baik (terutama rem pada motor jenis matic).

Rute menuju lokasi (dari jogja) :

Jalan Godean – Jembatan Sungai Progo – Perempatan Kenteng (ambil kanan) – Perempatan Dekso (ambil kiri) – Balai Desa Purwoharjo – Balai Desa Gerbosari – Balai Desa Ngargosari - Pertigaan Plono (Pasar), ambil kanan – Kebun Teh Nglinggo.

Waktu terbaik untuk berkunjung :

Pagi hari merupakan waktu yang sangat tepat untuk berkunjung ke lokasi ini. Selain udaranya masih segar dan dingin, pemandangannya pun akan sangat indah ketika cuaca sedang cerah. Untuk para wisatawan yang gemar menikmati sunrise maupun sunset, Bukit Kukusan merupakan lokasi yang layak masuk ke dalam list anda.

Spot wisata terdekat lainnya :

Bukit Jaran, Hutan Pinus, Gardu pandang, Bukit Widosari, Watu Amben, dan Air Terjun Watu Jonggol.