Jalan-jalan ke goa terindah se-Asia Tenggara, Goa Gong

November 20, 2017



Jalan-jalan sendirian? Kenapa tidak. Sebagai seorang yang suka jalan-jalan, saya sering sekali melakukan perjalanan seorang diri. Agak aneh memang ketika pertama kali melakukan perjalanan sendirian. Perasaan was-was, bingung, dan cemas sering kali muncul. Terlebih ketika kita melakukan perjalanan jauh ke suatu tempat yang memang sangat asing dan belum pernah kita datangi. Tetapi lama-kelamaan, justru hal itulah yang menurut saya membuat suatu perjalanan berkesan dan bermakna.

Goa Gong, Pacitan, Jawa Timur
Keindahan stalaktit dan stalakmit di dalam goa
Rencana untuk mengunjungi dua obyek wisata sekaligus di hari Sabtu memang sudah saya rencanakan sejak satu minggu yang lalu. Tujuan pertama saya adalah Goa Gong. Obyek wisata ini merupakan ikon andalan Kabupaten Pacitan dengan slogan nya “Pacitan Kota 1001 Goa”. Perjalanan menuju Goa Gong dari Kota Pacitan memakan waktu sekitar 20 menit. Jalan yang dilalui sudah sangat bagus dan lebar. Tempat ini memang menjadi salah satu obyek wisata favorit yang tidak pernah sepi oleh pengunjung. Mulai dari wisatawan lokal maupun mancanegara dapat kita temui ketika kita mengunjungi Goa Gong. Setibanya di pintu masuk, saya pun langsung membeli tiket masuk seharga Rp 15.000,- dan tiket parkir seharga Rp 2.000,- Setelah membayar, tiba-tiba si bapak petugas loket bertanya “jalan-jalan kok sendirian mas, temen nya mana?” Kemudian petugas kedua menambahi “hmm, udah janjian ya sama cewek nya di dalam Goa?” Saya pun hanya tersenyum dan melanjutkan perjalanan memasuki Goa. Well, kebanyakan orang memang masih menganggap berjalan di tempat wisata seorang diri adalah hal yang kurang lumrah. Mungkin terkesan nggak punya teman atau kesepian seperti orang hilang. Tapi tak apalah, toh saya menikmatinya.

Suasana di dalam Goa Gong
Penggunaan LED berwarna warni menambah keindahan goa
Goa Gong merupakan bagian dari Kawasan Geopark Gunung Sewu yang terbentang mulai dari Gunung Kidul, Wonogiri, hingga Pacitan. Secara administratif Goa Gong terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Tidak sulit menemukan obyek wisata yang dianggap sebagai Goa terindah se-Asia Tenggara ini. Ketika kita memasuki wilayah Kabupaten Pacitan, sudah banyak papan petunjuk jalan yang akan mengarahkan kita menuju Goa Gong. Perjalanan menuju pintu goa dimulai dengan tracking menaiki anak tangga yang jumlahnya cukup banyak. Setibanya di pintu goa, kita akan menjumpai banyak warga lokal menawarkan jasa sewa senter dan jasa foto. Kondisi di dalam goa memang cukup gelap dan licin pada beberapa titik. Ketika memasuki goa, kita akan disuguhi pemandangan stalaktit dan stalakmit yang tersusun begitu indah dan megah dipadukan dengan warna-warni cahaya lampu LED. Menurut penuturan pemandu wisata, goa ini terdiri dari beberapa ruangan. Ruangan pertama dan kedua disebut sendang bidadari karena terdapat semacam sendang kecil dengan air yang jernih di bawahnya. Ruangan ketiga dan keempat dinamakan  ruang kristal dan marmer, ruang kelima merupakan plataran kecil yang sedikit lapang, ruang keenam merupakan tempat pertapaan, dan ruang terakhir adalah batu gong. Disebut batu gong karena ketika di pukul, suaranya meyerupai alat musik gong pada gamelan jawa. Selepas keluar dari mulut goa, kita akan diarahkan menuju pintu keluar utama melewati pasar yang menjajakan aneka souvenir dan oleh-oleh khas Pacitan buatan masyarakat sekitar.

souvenir dan oleh-oleh khas Pacitan
Begitulah perjalanan singkat saya seorang diri mengunjungi goa terindah se-Asia Tenggara ini. Melakukan perjalanan seorang diri mendorong saya untuk dapat mengalahkan rasa takut terhadap suatu hal yang belum saya ketahui dan juga meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan baru di sekitar kita. Jangan pernah takut dan merasa aneh untuk jalan-jalan seorang diri ya…
Jalur track disertai tangga dan besi pegangan memudahkan para wisatawan
Penggunaan LED berwarna warni menambah keindahan goa
Mandra Pahlawa
Yogyakarta - Indonesia
Instagram : @mandrapahlawa
Twitter : @MandraPahlawa
Ask me at mandrapahlawa@gmail.com

You Might Also Like

3 komentar

Subscribe