Bukit Lokuhuma merupakan salah satu spot wista menarik yang wajib
dikunjungi ketika kalian sedang menjelajahi Taman Nasional Matalawa - Sumba. Spot ini
terletak di Resort Tanah Daru, Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah
II Lewa. Bagi kalian para pecinta burung (birdwatcher) tempat ini merupakan satu dari sekian banyak
lokasi pengamatan burung di kawasan taman nasional, khususnya jenis endemik berupa
Kakatua Jambul Jingga dan Julang Sumba. Tak hanya itu, Lokuhuma juga sangat cocok
untuk menikmati momen surise bagi kalian para landscaper.
Pagi itu saya mengunjungi Bukit Lokuhuma dalam rangka pembuatan film
pendek di kawasan taman nasional. Ini memang pengalaman pertama saya
mengunjungi Lokuhuma, sehingga sebisa mungkin saya berusaha mengabadikan
berbagai pemandangan yang menurut saya cukup menarik. Saya dan tim tiba di
Bukit Lokuhuma pukul 5.30 WITA. Dari kejauhan, terlihat hamparan kabut yang
menyelimuti sela-sela pepohonan layaknya lautan. Tak beberapa lama sinar
matahari mulai menyibak dan menggeser lautan kabut tepat di tengah-tengah
pandangan. Saat itu cuaca memang sedang berawan, namun kami cukup beruntung karena
masih dapat menikmati momen sunrise meskipun hanya sebentar.
Dua hari berturut-turut sudah saya mengabadikan beberapa momen di
Bukit Lokuhuma ini. Salah satu momen yang tidak akan pernah saya lupakan adalah
ketika dihari kedua kami serombungan dikejar 50 ekor sapi yang sedang
digembalakan di dalam kawasan taman nasional. Kamipun langsung lari tunggang
langgang ke segala penjuru untuk menghindari kejaran sapi-sapi tersebut.
Bukit Lokuhuma terletak di dalam kawasan Taman Nasional Matalawa,
sehingga untuk dapat berkunjung ke sana kita harus memperoleh Simaksi (Surat
Izin Masuk Kawasan Konservasi) terlebih dahulu. Proses pengurusan nya sangat mudah,
cepat, dan langsung dapat diselesaikan di Kantor Balai Taman Nasional Matalawa
(Waingapu, Sumba Timur).
Aksesibilitas :
Bukit Lokuhuma dapat diakses melalui Kota Waikabubak, Sumba Barat
menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat kurang lebih 1 jam perjalanan, kemudian dilanjutkan dengan
berjalan kaki (tracking) selama 45 menit. Belum terdapat jalur
tracking untuk mencapai lokasi, sehingga diperlukan pendampingan dari petugas
taman nasional setempat. Tapi tidak perlu khawatir, karena jalur yang dilalui
landai dan hanya berupa padang rumput dan alang-alang.
Waktu terbaik untuk berkunjung :
Waktu terbaik untuk berkunjung tentulah pada
pagi hari. Usahakan tiba di pinggir jalan sebelum matahari terbit. Selain dapat
menikmati surise kita juga dapat menyaksikan burung-burung bertengger dan
sesekali melintas di sela-sela pepohonan. Jika beruntung, kita akan dapat
menjupai jenis-jenis langka seperti Julang Sumba dan Kakatua Jambul Jingga.
Mandra Pahlawa
Sumba - Indonesia
Instagram : @mandrapahlawa
Twitter : @MandraPahlawa
Ask me at mandrapahlawa@gmail.com